Kamis, 24 Desember 2009

PERANAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.
Dalam suatu organisasi dibutuhkan adanya seorang pemimpin yang baik,guna mengelola organisasi itu sendiri.
Disamping itu pula,organisasi tanpa adanya seorang pemimpin maka organisasi tersebut tidak dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.Oleh sebab itu, seorang pemimpin sangatlah dibutuhkan dalam suatu organisasi atau kelompok.
Adapun untuk menjadi seorang pemimpin ada berbagai cara yang dapat di tempuh, antara lain dengan pemilihan yang diikuti oleh seluruh anggota organisasi dan secara penunjukkan langsung oleh dewan tertinggi organisasi tersebut.
Kepemimpinan pun terdapat beberapa tipe, antara lain :
1.Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negative,itu dikarenakan pemimpin yang menganut otokratik ini biasanya selalu memaksakan kehendak dirinya sendiri.sehingga tidak dapat menemui titik tengah dalam suatu organisasi.
Adapun gaya kepemimpinan yang biasanya di terapkan adalah
a)menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
b)dalam menegakkan disiplin menunjukkan keangkuhannya

2.Tipe Paternalistik
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

3.Tipe Kharismatik
ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.

4.Tipe Laissez Faire
Tipe kepemimpinan ini beranggapan bahwa suatu organisasi akn berjalan baik dengan sendirinya,itu dikarenakan dalam organisai itu terdiri dari orang orang dewasa yang sudah mengerti bagaimana suatu organisasi harus berjalan dengan baik.

5.Tipe Demokratik
Pada tipe ini melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan
tingkatnya.sehingga kekuasaan tugas tidak hanya di pegang dengan satu orang saja.
Serta dalam tipe kepemimpinan ini memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.



Ciri-ciri kepemimpinan yang ideal adalah :

- Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan
untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya
dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
- Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara
bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi
tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut
oleh seseorang.
- Keterampilan Berkomunikasi secara Efektif, fungsi komunikasi dalam
organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi
penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.

Selain itu,kepemimpinan juga ada dua macam yaitu, kepemimpinan formal dan informal.
Dalam setiap organisasi selalu terdapat hubungan formal dan hubungan informal. Hubungan formal melahirkan organisasi formal dan hubungan informal melahirkan organisasi informal. Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan yang resmi yang ada pada diangkat dalam jabatan kepemimpinan.

Kepemimpinan juga memiliki beberapa teori pendukungnya, antara lain :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders are made and not born".
3. Teori Ekologis
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.

Dari penulisan yang telah saya buat di atas, kita dapat menarik kesimpulan tentang kepemimpinan dalam organisasi. yaitu :
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.Bawahan pemimpin ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsopsional strategis dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan semakin generalist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialist.